Bismillah,Fokus
Dawuhipun Gus Baha, merugi orang yang setiap bergantinya waktu berorientasi pada aktivitas keduniaan.
Jadilah manusia yang beruntung, dimana setiap melakukan sesuatu niyatkan untuk menunggu waktu shalat yang akan datang.
Mengapa? sebab ketika kita meninggal nanti punya derajat yang tinggi sebagai hamba yang sedang menunggu pertemuan dengan Tuhannya.
Jangan sampai sebaliknya, masuknya waktu shalat hanya kita niyatkan sebagai waktu istirahat untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya. Merugi, merugi banget...
Fokuslah pada aktivitas yang berorientasi yang pada pertemuan dengan Allah SWT, jangan remeh temeh sekedar urusan dunia apa lagi fokus pada gambar yang di pojok kanan bawah,,, 🙏
Sifat dunia dari dulu hingga sekarang tidak berubah, yaitu kesenangan yang tampak. kita senang melakukan sesuatu di dunia karena kita mendapatkan sesuatu yang membuat kita senang.
Misal, kita belajar sedari kecil difokuskan untuk mendapatkan ilmu agar bisa bermanfaat untuk amal ibadah atau hanya ingin menguasi ilmu supaya mendapatkan gelar ahli ilmu? Atau bahkan agar mendapat nilai yang tinggi kemudian lulus dengan predikat yang sempurna sehingga nantinya bisa kuliah di universitas terbaik yang kita inginkan?
Sesudah kuliah pun tidak jauh berbeda fokus belajar kita. Supaya lulus dengan predikat cumlaude kemudian mendapat pekerjaan yang gajinya tinggi. kita beranjak dari pusingnya belajar ilmu satu ke ilmu lainnya dengan pengharapan supaya kesusahan itu suatu saat berbuah kesenangan.
Materialistik sekali bukan? bukankah selama ini banyak sekali diantara kita hidup hanya berfokus dan berorientasi pada kesenangan yang tampak? berapa banyak fokus dan orientasi hidup kita benar-benar kita abdikan hanya untuk bermanfaat untuk orang lain sebagai mana perintah Rasulullah SAW agar menjadi sebaik-baik manusia di hadapan Allah SWT?
Ujungnya adalah pengharapan agar Allah senang, agar kesenangan kita murni kepada perjumpaan kita dengan Tuhan kita, Allah SWT. Betapa bahagianya seseorang yang benar-benar dalam setiap aktivitasnya berorientasi dari sujud satu ke sujud di waktu yang lain.
Namun, betapa kebahagiaan itu tak bisa dirasakan oleh semua diantara kita karena kesenangan dunia begitu menggiurkan di depan mata. Sehingga kita lebih mudah berorientasi pada aktivitas pekerjaan, tugas, dan aktivitas lain di dunia ini benar benar menjadi tujuan hidup.
Bangun pagi, setelahnya tentu agenda yang sering menjadi fokus kita adalah mandi, setelah mandi kita niyatkan untuk berangkat ke sekolah, kampus, atau kantor untuk bekerja. Saat kuliah atau bekerja kita fokus menyelesaikan tugas dan pekerjaan kemudian menunggu waktu pulang agar bisa istirahat melakukan aktivitas esok hari, kadang juga masih sempat jalan-jalan agar bisa merefresh setelah seharian sibuk belajar / bekerja. Benar begitu?
Merugi, merugi banget. Sayang sekali jika kita dipertemukan dengan ajal saat kita berada pada aktivitas yang fokus dan orientasinya dari menunggu aktivitas dunia satu kepada aktivitas dunia lainnya.
Yuk, mulai ganti fokus dan orientasi hidup kita jika setelah shalat isya kita niyatkan agar esok pagi bisa mengerjakan shalat subuh, atau bangun sebelum subuh agar bisa shalat tahajjud. Setelah subuh kita tunaikan, kita niyatkan agar nanti siang bisa mengerjakan shalat dhuhur. Begitu seterusnya hingga waktu shalat Isya kita tunaikan, kita niyatkan agar esok pagi bisa mengerjakan shalat subuh.
Yuk, mulai ganti fokus dan orientasi hidup kita jika setelah shalat isya kita niyatkan agar esok pagi bisa mengerjakan shalat subuh, atau bangun sebelum subuh agar bisa shalat tahajjud. Setelah subuh kita tunaikan, kita niyatkan agar nanti siang bisa mengerjakan shalat dhuhur. Begitu seterusnya hingga waktu shalat Isya kita tunaikan, kita niyatkan agar esok pagi bisa mengerjakan shalat subuh.
Bayangkan ketika ajal menjemput, betapa bahagianya orang yang meniyatkan setiap waktunya berorintasi pada menunggu waktu shalat, menunggu sujud di waktu satu ke waktu lainnya, menunggu perjumpaan dengan Sang Khalik, Allah SWT. Bukankah seseorang akan mendapatkan sesuatu yang ia niyatkan sebagaimana hadits Nabi SAW,
"...وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى..."?
Semoga kita semua bisa berada pada perjumpaan yang kita niyatkan dan kita nanti-nantikan, sebaik-baiknya perjumpaan, perjumpaan dengan Allah SWT.
"...وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى..."?
Semoga kita semua bisa berada pada perjumpaan yang kita niyatkan dan kita nanti-nantikan, sebaik-baiknya perjumpaan, perjumpaan dengan Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar