MasYasih? #3 Memikirkan Pikiran
Pernahkah kita mengamati saat membuka pintu, hal itu bermula
ketika pikiran memberikan instruksi ke tangan untuk menggunakan sepersekian
persen saja dari total tenaga yang kita miliki untuk berjalan mendekati pintu
dan membukanya kan?
Sebelum instruksi diberikan kepada tangan, pikiran memerintahkan
mata untuk mengamati apakah pintunya sedang dalam kondisi terkunci atau tidak
bukan?
Dan sebelum pikiran memerintahkan mata untuk mengamati, kita
sudah berpikir akan melakukan apa sehingga harus membuka pintu. Aneh bukan jika
kita sudah membuka pintu kemudian tidak tahu mau melakukan apa? Diam begitu
tidak tahu akan kembali masuk atau keluar pergi entah kemana. Kecuali mungkin
lupa, barangkali faktor usia. Hehe
Pernahkah kalian setelah berbaring di kamar kemudian
berjalan membuka pintu, tanpa sebab apapun, kemudian masuk lagi karena tidak
tahu akan melakukan apa dan akhirnya berbaring lagi? Tentu aneh bukan, meskipun
sepertinya hal itu juga pernah terjadi, setidaknya sekali seumur hidup. Iya kan?
Gabut kalau anak – anak zaman sekarang bilangnya.
Jika kita amati lebih mendalam, ternyata pikiran kita
sesistematis itu dalam merencanakan sebelum mengintsruksi anggota badan lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Hebatnya lagi, semua terjadi
begitu cepat tanpa perlu pertimbangan tertentu hingga mengalami penundaan
karena perlu dipikirkan lebih matang dan lebih dalam.
Pikiran juga bisa memilah apa – apa yang perlu dilakukan
terlebih dahulu dengan begitu banyak pertimbangan. Misal menulis, sebelum tangan
kita menuliskan sesuatu tentu akan banyak pertimbangan yang akan muncul dalam
pikiran.
Puluhan, ratusan, bahkan jutaan diksi yang pernah melintas
di pikiran membuat kita mempertimbangkan kata pertama yang akan ditulis. Kecepatan
penulisan menyesuaikan dengan pemahaman kita mengenal huruf – huruf dengan
titik permulaan berada dimana hingga setiap huruf tersusun menjadi sebuah kata.
Sampai hal itu menjadi sebuah kebiasaan (habits) seperti
yang ditulis sebelum ini, menulis menjadi teramat asyik dan menyenangkan
sehingga proses yang awalnya dirasa sulit, menjadi ringan dan terasa lebih mudah.
Terasa sulit hanya karena belum terbiasa dan hal baru bagi kita saja.
Akal dan pikiran merupakan anugerah Allah SWT yang jika kita sadari menjadi salah satu pemberian terbesar bagi setiap manusia. Bukankah sering diulang berkali - kali dalam firman-Nya beruntunglah hidupnya di dunia bagi orang yang berpikir? J
Komentar
Posting Komentar