Resume buku "Bekal Untuk Kader Dakwah" by Ust. K.H. Hilmi Aminuddin
A. Panduan Syura'
Prinsip-prinsip Syura'
1. Shidqul Iman, iman yang benar menjadi landasan untuk menghasilkan legislasi dan regulasi sehingga dari Majlis Syura' sampai pelaksana kebijakan berada pada satu garis, poros, dan iklim ibadah.
2. Shiduqun Niyyah, yang diperoleh dari shidqul iman. Yaitu semua hasil Syura' hanya karena Allah SWT.
3. Shidqul 'ilmi, peserta Syura' harus layak dan dapat dipercaya untuk menghindari fitnah.
4. Shidqul mumarasah, syura dilandasi kebenaran dan keputusannya wajib dilaksanakan.
5. Iltizam bil huduud, disiplin dari batas-batas, maksudnya menjauhkan dari hal yang tidak bermanfaat di dalam syura.
6. Al Amanah, peserta wajib amanah terhadap dalil dan argumentasi saat berdiskusi.
7. Mas'uuliyah, pertanggungjawaban syura tersebut tidak lain pertama kepada Allah, kemudian agama Islam, dan tentunya umat manusia.
Ikhwah Fillah,
Syura bukan soal kehadiran fisik, namun soal kontribusi pemikiran. Syura berkaitan dengan pemikiran, nasihat, mudawalah (diskusi), dan saling membantu menghasilkan keputusan yang benar untuk tercapainya Ridla Allah. Syura harus mennghasilkan kesepakatan, jangan sampai karena sibuk menyajikan dalil serta argumentasi namun tidak menghasilkan ittifaq (keputusan), itu dinamakan syura yang mandul.
Kesepakatan harus muncul sebagai keputusan jamaah. Majlis Syura harus menjadi keputusan resmi tertinggi untuk diterjemahkan dan dilaksanakan oleh seluruh anggota jamaah. Persiapan syura paling mendasar adalah taqarrub (mendekat) kepada Allah sehingga dengan rahmatnya kita dipermudah mencapai kesepakatan.
Dasar syura ada pada Q.S. Asy-Syura: 36-39. Ayat ini menjelaskan bahwa orientasi peserta syura bukan jabatan, kedudukan, dan orientasi duniawi lainnya melainkan wa maa 'indallahi kairaun wa abqaa". Ketika kewajiban sudah terwujud, maka Allah memuji kita sebagai orang yang melaksanakan syuro dan selalu berinfak dari rezeki yang diterimanya.
Al-Quran menjelaskan pula keutamaan dan hikmah syura, diantaranya:
1. Imtitsalan liamrillah, sama halnya dg melaksanakan shalat, zakat, jihda, shadaqah, dll.
2. Iqtida'an bi Rasulillah, mencontoh kebiasaan Rasulullah mengelola kehidupan rumah tangga, bermasyarakat, bernegara dengan selalu mengedepankan syura.
3. Taqwiyah li wihdatish shaaf, memperkuat kesatuan barisan.
4. Taqwiyah li ruuhil mas'uliyah, meningkatkan rasa tanggung jawab kader terhadap perjuangan dakwah.
5. Tanwi'ah li mashaadiril ra'yii, keragaman sumber-sumber pendapat.
6. Ishmatan lil khatha', meminimalisir kesalahan dengan saling menasehati.
7. Ta'zizaan Lil jama'ah, bergaining jamaah di masyarakat semakin berwibawa.
Banyak lagi hikmah dari syura', namun yang paling penting adalah memenuhi secara berjamaah konstitusi dalam rangka meneruskan estafet tugas-tugas dakwah islamiyah.
A. Panduan Syura'
Prinsip-prinsip Syura'
1. Shidqul Iman, iman yang benar menjadi landasan untuk menghasilkan legislasi dan regulasi sehingga dari Majlis Syura' sampai pelaksana kebijakan berada pada satu garis, poros, dan iklim ibadah.
2. Shiduqun Niyyah, yang diperoleh dari shidqul iman. Yaitu semua hasil Syura' hanya karena Allah SWT.
3. Shidqul 'ilmi, peserta Syura' harus layak dan dapat dipercaya untuk menghindari fitnah.
4. Shidqul mumarasah, syura dilandasi kebenaran dan keputusannya wajib dilaksanakan.
5. Iltizam bil huduud, disiplin dari batas-batas, maksudnya menjauhkan dari hal yang tidak bermanfaat di dalam syura.
6. Al Amanah, peserta wajib amanah terhadap dalil dan argumentasi saat berdiskusi.
7. Mas'uuliyah, pertanggungjawaban syura tersebut tidak lain pertama kepada Allah, kemudian agama Islam, dan tentunya umat manusia.
Ikhwah Fillah,
Syura bukan soal kehadiran fisik, namun soal kontribusi pemikiran. Syura berkaitan dengan pemikiran, nasihat, mudawalah (diskusi), dan saling membantu menghasilkan keputusan yang benar untuk tercapainya Ridla Allah. Syura harus mennghasilkan kesepakatan, jangan sampai karena sibuk menyajikan dalil serta argumentasi namun tidak menghasilkan ittifaq (keputusan), itu dinamakan syura yang mandul.
Kesepakatan harus muncul sebagai keputusan jamaah. Majlis Syura harus menjadi keputusan resmi tertinggi untuk diterjemahkan dan dilaksanakan oleh seluruh anggota jamaah. Persiapan syura paling mendasar adalah taqarrub (mendekat) kepada Allah sehingga dengan rahmatnya kita dipermudah mencapai kesepakatan.
Dasar syura ada pada Q.S. Asy-Syura: 36-39. Ayat ini menjelaskan bahwa orientasi peserta syura bukan jabatan, kedudukan, dan orientasi duniawi lainnya melainkan wa maa 'indallahi kairaun wa abqaa". Ketika kewajiban sudah terwujud, maka Allah memuji kita sebagai orang yang melaksanakan syuro dan selalu berinfak dari rezeki yang diterimanya.
Al-Quran menjelaskan pula keutamaan dan hikmah syura, diantaranya:
1. Imtitsalan liamrillah, sama halnya dg melaksanakan shalat, zakat, jihda, shadaqah, dll.
2. Iqtida'an bi Rasulillah, mencontoh kebiasaan Rasulullah mengelola kehidupan rumah tangga, bermasyarakat, bernegara dengan selalu mengedepankan syura.
3. Taqwiyah li wihdatish shaaf, memperkuat kesatuan barisan.
4. Taqwiyah li ruuhil mas'uliyah, meningkatkan rasa tanggung jawab kader terhadap perjuangan dakwah.
5. Tanwi'ah li mashaadiril ra'yii, keragaman sumber-sumber pendapat.
6. Ishmatan lil khatha', meminimalisir kesalahan dengan saling menasehati.
7. Ta'zizaan Lil jama'ah, bergaining jamaah di masyarakat semakin berwibawa.
Banyak lagi hikmah dari syura', namun yang paling penting adalah memenuhi secara berjamaah konstitusi dalam rangka meneruskan estafet tugas-tugas dakwah islamiyah.
Komentar
Posting Komentar