Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY sebagai Pengawal Visi Ketakwaan
Rasa ketertarikan seringkali terbesit di dalam pikiran ketika kita melihat sebuah benda dengan ciri khusus yang ada pada benda tersebut, sebagai contoh besi. Besi itu memiliki sifat yang sangat keras, namun besi hanya akan menjadi besi ketika tidak difungsikan untuk membuatnya lebih bernilai.
Besi itu keras, tidak semua orang bisa membuat besi menjadi bernilai. Namun jika besi itu berada di tangan orang yang tepat maka besi itu akan memiliki nilai, nilai itulah yang nantinya melahirkan manfaat.
Tidak berhenti sampai disitu, besi yang sudah dibentuk dan memiliki nilai itu tidak akan bisa dimanfaatkan secara optimal jika berada dilingkungan yang tidak tepat. Sebagai contoh cangkul yang berada ditangan peternak ayam, dengan begitu cangkul pun hanya akan menjadi cangkul yang minimal fungsinya.
Berbeda jika cangkul itu berada ditangan petani palawija. Bukan berarti cangkul di tangan peternak tidak berfungsi, tetap bisa berfungsi namun sangat minimal fungsinya jika dibandingkan dengan dengan cangkul yang berada ditangan petani palawija.
Analogi diatas senada dengan apa yang ada di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). UNY sebagaimana kita ketahui adalah kampus pendidikan, kampus yang melahirkan pendidik-pendidik profesional yang akan mencerdaskan generasi mendatang.
UNY merupakan gambaran sebuah lingkungan yang memiliki keanekaragaman sumber daya. Jika UNY adalah ladang palawija maka orang-orang yang menangani UNY ini harus memiliki skill sebagai petani palawija, merekalah yang kita sebut sebagai jajaran birokrasi. Disisi lain bibit-bibit palawija itu adalah sebagaimana kita ketahui adalah mahasiswa itu sendiri.
Jika lingkungan yang akan digarap dan siapa yang menggarap serta bibit-bibit palawija itu sudah tersedia maka yang dibutuhkan selanjutnya adalah memilih alat yang akan digunakan untuk menggarap.
Pada posisi itulah Takmir Masjid Mujahidin sebagai sebuah lembaga dibawah siap mengambil peranannya. Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY siap mengambil peran sebagai cangkul yang siap digunakan kapanpun.
Pengurus Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY merupakan besi yang memiliki ciri khas keras dan tahan banting. Cangkul yang bagus dibentuk dari besi yang bagus pula.
Kualitas besi yang bagus itu selanjutnya akan membuat rasa ketertarikan petani untuk membeli dan menggunakannya sebagai alat untuk mendukung tumbuhnya bibit-bibit palawija yang berkualitas unggul.
UNY memiliki jargon Leading in Character Education. Sebuah jargon yang mengarahkan mahasiswa untuk unggul pada aspek karakter dalam dirinya.
Karakter itu yang nantinya akan menjadi ciri khas dari mahasiswa UNY. Pendidikan karakter akan terlihat abstrak ketika tidak adanya perpaduan antarkomponen pendukungnya. Oleh karena itu semua komponen wajib menjalankan peran dari setiap komponennya.
Masjid Al Mujahidin UNY merupakan salah satu komponen yang mendukung pembentukan karakter pada diri mahasiswa. Seperti yang sudah disampaikan di atas, bahwa peran Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY selaku lembaga yang berada dalam naungan UNY diibaratkan sebagai cangkul.
Maka fungsinya untuk mencangkul, jangan digunakan untuk memotong kayu atau mengukur luas lahan. Mungkin bisa saja digunakan untuk hal demikian, namun fungsinya nanti tidak optimal sebagaimana fungsi cangkul yang memang digunakan untuk mencangkul.
Karakter itu terlihat karena seringnya orang itu melakukan kebiasaan yang secara sadar atau tidak sadar dilakukannya. Kita tahu karakter Yudhistira sebagai lakon wayang yang bijaksana karena pada setiap pementasan Yudhistira memiliki peran sebagai tokoh dengan watak bijaksananya. Kemudian dari situ lahirlah pandangan dari penikmat wayang bahwa Yudhistira memiliki karakter bijaksana.
Demikian juga dengan UNY, kampus yang mengusung jargon unggul dalam pendidikan karakter harus bisa menampilkan jargon tersebut melalui civitas akademika yang ada di dalamnya. Sebagaimana karakter tokoh pada lakon pewayangan dapat kita identifikasi kalau kita mengamati secara terus menerus apa yang dilakukan oleh tokoh itu.
Hal yang biasa dilakukan ini sering kita sebut sebagai akhlak. Akhlak yang melahirkan kebiasaan itu juga harus melalui proses panjang yang dinamakan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan akhlak sangat mendukung dalam proses pendidikan karakter.
Pendidikan akhlak itulah yang diusung Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY dalam menjalankan perannya sebagai salah satu komponen yang mendukung terwujudnya jargon UNY yang unggul pada pendidikan karakternya.
Pendidikan akhlak tentunya harus memiliki acuan yang jelas, maka acuan yang tidak diragukan lagi sebagai contoh yang nyata adanya yaitu tercermin pada diri Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
Artinya:
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)
Selain itu dalam sabda Nabi Muhammad SAW., "sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia". Maka yang kemudian menjadi acuan Takmir Masjid Al-Mujahidin UNY dalam mendukung tercapainya UNY yang unggul pada pendidikan karakternya adalah dengan menjadikan Nabi sebagai satu-satunya teladan hidup yang sempurna.
Maka memunculkan karakter beliau kedalam program-program kelembagaan untuk kemudian disajikan kepada jamaah adalah upaya kongkrit yang bisa kami lakukan.
Mahasiswa akan benar-benar memiliki karakter yang baik jika didahului dengan pendidikan akhlak yang baik. Maka masjid merupakan sarana pengembangan karakter, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah yang senantiasa dekat dengan masjid.
Oleh karena itu memunculkan karakter pada diri nabi Muhammad SAW yang Shidiq, Tabligh, Amanah, dan Fathanah kedalam aktivitas kita sehari-hari merupakan solusi perbaikan demi tercapainya UNY yang Leading in Character Education. Ketika benar-benar tercapai maka hal itulah yang membuat UNY memiliki sisi menarik yang tercermin pada karakter civitas akademikanya.
Komentar
Posting Komentar