Refleksi Kebangkitan Umat: Membentuk Generasi Salahuddin Al Ayyubi



Resume Ngaji Sejarah: Refleksi Kebangkitan Umat

29/10/2020

By Ust. Deden A. Herdiyansyah, M.Hum. (Penulis Buku Best Seller: Dibalik Runtuhnya Kekhilafahan Turki Utsmani)


Masa Bani Umayah masih relatif stabil, mengalami kemunduran digantikan dinasti Abbasiyah sampai dinasti berikutnya lama kelamaan semakin kompleks masalah yang dihadapi umat Islam. Mulai dari masalah perbedaan kepentingan politik sampai kepada perbedaan madzhab, gerakan, manhaj, dan lain-lain yang memecah belah persatuan umat Islam.


Sampai dikemudian hari, muncullah satu gerakan dipelopori oleh imam Al-Ghazali yang disebut gerakan ishlah / pembaharuan, dan setelah itu banyak muncul tokoh-tokoh luar biasa seperti Shalahuddin Al-Ayyubi yang menjadi salah satu tokoh sentral dalam perang salib.


Dalam Buku dari Dr. Majid Irsan Al-Kilani, Ada dua upaya yang coba dilakukan:


1. Gerakan Politik

 

Melalui perdana menteri Nizhamul Mulk, beliau sangat islami, hanya saja rakyatnya belum siap. Umat belum siap yang mengakibatkan sang perdana menteri terbunuh. 


Hal itu yang membuat Al-Ghazali merasa jengah sebagai ulama yang menjadi qadhi pemerintah karena sistem pemerintah yang mengandung kebusukan. 


Selanjutnya imam Al-Ghazali melakukan menyingkir dari hiruk pikuk keduniaan dan berhenti dari pekerjaaanya sebagai ulama pemerintah. 


Beberapa orang menganggap Al-Ghazali ketika menjadi qadhi pemerintah sangat arogan dan beberapa pandangan negatif. Setelah menyatakan mundur dan beliau melakukan perbaikan diri dan melakukan tasawuf seperti yang tertulis dalam karyanya Munqidz Min Adh-dhalal. 


Al-Kilani memberikan perhatian khusus terhadap pernyataan yang mengkultuskan Shalahuddin Al-Ayyubi seolah sebagai pahlawan tunggal. 


Al-Kilani mengambil sudut pandang bahwa Shalahuddin Al-Ayyubi selain sosok yang hebat, namun juga beruntung karena pada zaman itu banyak ulama dan orang-orang didikan ulama disekitarnya yang shalih yang beberapa diantaranya menjadi pejabat shalahudin saat menghadapi perang salib.


Hikmah dari kisah tersebut kita hendaknya melihat kedalam untuk memperbaiki diri dan jangan terlalu disibukkan dengan faktor eksternal. Al-Ghazali menyatakan bahwa ketika ada penjajahan maka yang harus diperhatikan adalah mengapa kita pantas untuk di jajah. Bukan mengapa mereka menjajah kita!


2. Pendidikan


Mengembalikan kesadaran umat ini untuk memiliki pemahaman yang komprehensif dalam memahami agama Islam. 


Mengembalikan umat islam agar tidak parsial dalam memandang islam dengan cara melakukan konsentrasi pada pendidikan, terutama terkait keagamaan. Masa-masa sebelum berkuasanya Shalahuddin Al-Ayyubi, generasi sebelumnya banyak mendirikan madrasah-madrasah, kutab-kutab yang sangat menitikberatkan pendidikan untuk memajukan generasi mendatang. 


Alhasil lahirlah tokoh-tokoh besar pada generasi Shalahuddin Al-Ayyubi dengan segala keahlian yang merata dibidangnya dengan pemahaman yang komprehensif.

Bayangkan saja, berapa lama proses melahirkan salah satu generasi terbaik Muslim yang pernah ada? proses penanamannya sejak dari zaman Imam Al-Ghazali yang merasa mengalami krisis spiritual dalam dirinya kemudian sekitar tahun 488 H, kemudian melahirkan sosok Shalahuddin AL Ayyubi yang lahir pada 532 H.

Proses kesabaran 50 tahun itu Allah anugerahkan salah satu generasi terbaik, Shalahuddin AL Ayyubi 

Wallahu A'lam Bishshawab

Referensi:
Al Kilani
https://www.republika.co.id/berita/74610/al-ghazali-sang-hujjatul-islam
https://www.republika.co.id/berita/qs0yix313/salahudin-al-ayubi-sang-pembebas-yerusalem-part1

Komentar

Postingan Populer

Nuryasin: Jamaah Kristen Satu Gereja Masuk Islam Karena Kunci Surga

Kisah Seorang Kakek Muslim dan Anak Keturunan Yahudi