Masyasih? #2 Habits (Kebiasaan - Kebiasaan)
Kebiasaan atau yang sering kita sebut dengan habit seringkali menjadikan kita memiliki alasan untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Padahal, bukankah seharusnya kitalah yang menjadi tuannya habits itu?
Bukan sebaliknya, kita yang menjadi hamba yang bernama habits.
Misal kita mengetahui bahwa pagi hari setelah subuh
merupakan waktu yang tidak baik untuk kita melanjutkan aktivitas tidur. Kita mengetahui
bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisinya seperti lari pagi, jalan –
jalan, menulis, merencanakan agenda harian, atau bagi yang muslim bisa melakukan
aktivitas wirid dan dzikir pagi, atau membaca Al – Quran.
Dalam benak kita, hal di atas jelas lebih baik dan lebih
produktif untuk kita jadikan sebagai kebiasaan dibanding hanya sekedar tidur,
meskipun pada kondisi tertentu mungkin tidur bisa menjadi lebih baik misal saat
kita sedang terbaring sakit dan membutuhkan banyak waktu untuk istirahat agar
bisa segera pulih.
Nyatanya, yang terjadi sebaliknya bukan? kita tidak sadar
menciptakan habits dan kita dikendalikan oleh habits tidak baik yang kita
buat secara tidak sadar itu. Habbits ini berulang setiap hari bahkan hingga
kita mati nanti.
Jika kita pikirkan lebih mendalam, masalah ini sebagian
besar muncul karena ketidaktahuan, karena minimnya referensi yang kita ketahui,
kurangnya pergaulan, kemalasan kita untuk mencari tahu yang berujung pada
kebodohan yang kita buat sendiri, yaitu malas belajar.
Ketidaktahun tidak pernah membuat kita resah dan selalu merasa
nyaman dengan apapun yang kita lakukan setiap hari, padahal itu tidak produktif
bahkan sangat membuang – buang waktu. Ketidaktahun pula yang sering kita
jadikan sebagai dalil untuk berkilah kalau sebenarnya kita bisa melakukan hal
lain yang jauh lebih baik dan lebih produktif.
Selain ketidaktahuan, rasa abai juga punya andil dalam
membentuk habits kita. Pada sebuah kondisi, kita tahu bahwa jika dibandingkan
antara perilaku satu dan perilaku dua, perilaku satu itu jauh lebih baik
ketimbang perilaku dua. Namun, kita membiarkan setiap hari diri kita
mengerjakan perilaku dua, hingga berlanjut dan akhirnya menjadi penyakit
menahun yang tak kunjung dapat kita sembuhkan.
Tak berlebihan memang jika kita sebut kebiasaan buruk itu
sebagai penyakit bukan? tapi diantara kita entah sebagian besar atau sebagian
kecil terjebak pada penyakit ini, yaitu ketidaktahuan dan rasa abai. Keduanya membimbing
kita dalam kenyamanan hidup yang dikendalikan oleh habits buruk.
Ketidaktahuan itu pangkalnya adalah rasa malas belajar dan
mencari informasi, sedangkan rasa abai disebabkan oleh kemalasan untuk berbenah
dan melawan ego diri, enggan sadar, kurang interospeksi diri. Kedua hal ini
senada dengan apa yang pernah disampaikan oleh generasi pendahulu kita, bahwa
penyakit umat manusia disebabkan oleh pemikiran yang tidak jelas (syubhatul
fikriyah) dan hawa nafsu yang menguasai diri (syahwatun nafsiyah).
Maka dari itu, pertama yang perlu untuk kita benahi adalah kesadaran
bahwa kita memang terjangkit oleh penyakit ini, dan kedua adalah kita berupaya
terus untuk selalu memperbaiki diri kita hingga nantinya terciptalah habits
yang baik, produktif, dan bermanfaat untuk banyak orang. Sehingga meskipun
nantinya habits itu terbentuk dan mengendalikan diri kita, namun kita sudah
menyadari sejak awal bahwa habits ini yang memang seharusnya kita
lakukan setiap satuan waktu yang kita lalui di segala kondisi yang kita alami.
Semoga bermanfaat ya, Salam YASSSSSSSHHHHHH!!!
Komentar
Posting Komentar