Masyasih? #7 Ghirah Membina
_*Ghirah Membina*_
Oleh Nuryasin
Membina sering kita dengar sebagai aktivitas atau kerja-kerja peradaban. Bagaimana respon kita mendengar pernyataan tersebut?
Barangkali kita memiliki respon berbeda dalam menanggapi pernyataan di atas. Ada yang menganggap _lebay_ atau terlalu berlebihan, ada yang hanya sekadar meng-iya-kan, ada pula yang _cuek-cuek_ saja.
Di sisi lain, pasti ada yang merasa terstimulasi untuk mencermati lebih dalam dan merefleksikan dengan apa yang dilakukannya selama ini.
Tak ada yang salah dengan berbagai respon yang muncul. Hal ini kerap terjadi dalam sebuah entitas atau perhimpunan manusia yang memiliki tujuan bersama. Kita seringkali menyebutnya berbeda frekuensi.
Perbedaan frekuensi terjadi karena getaran kita berbeda dalam satu satuan waktu yang sama. Getaran barangkali sekarang lebih akrab dikenal dengan istilah _vibes_.
Pertanyaannya, apakah yang menyebabkan getaran kita berbeda satu sama lain?
Sebelum menjawab, nampaknya perlu dipahami bersama obyek yang sedang dibicarakan, sesuatu yang bergetar itu sebenarnya apa?
Apa? (memancing jawaban, bukan menantang)
Ya, sesuatu itu bernama ghirah! Buya Hamka mendefinisikan ghirah dalam padanan kata cemburu, meskipun akhir-akhir ini kita sering mendengar kata cemburu dikonotasikan ke arah negatif.
Ghirah tentu bukanlah kecemburuan negatif itu, bukan cemburu buta. Ghirah itu resultante antara pemikiran dan perasaan mendalam sehingga segala ekspresi yang timbul bukan bersumber dari nafsu dan arogansi semata.
Ghirah inilah yang menyebabkan kita memiliki keresahan, kesadaran, dan keinginan kuat untuk melakukan sesuatu.
Ibarat membuang sampah sembarangan, keresahan dan kecemburuan aktivis lingkungan hidup tentulah berbeda dengan "praktisi" pembuang sampah sembarangan _kan?_
Termasuk membina sebagai kerja-kerja peradaban. Apakah kita sudah merasa peradaban ini sedang baik-baik saja?
Jawabannya tentu tidak sedang baik baik saja bukan? Lantas, mengapa kita abai dan enteng saja meninggalkan binaan-binaan kita? Atau Ghirah Membina kita sudah terlampau lama ditidurkan sehingga ia mati dalam kenyamanan?
#PART1
Komentar
Posting Komentar