Postingan

Menjaga Bangunan Dakwah dalam buku "Robohnya Dakwah di Tangan Dai" Karya Syaikh Fathi Yakan

Gambar
Bismillah, Layaknya bangunan rumah, dakwah setelah masa-masa pembangunan bahkan sampai jadi, utuh dan terlihat kokoh sekalipun masih harus terus dirawat. Tak jarang sebuah bangunan mengalami kerusakan, mulai dari cat yang mengelupas, tembok retak, hingga rusak parah bahkan roboh. Keyakinan kita, dasar pembangunan yang baik akan membuat sebuah bangunan mudah diperbaiki bahkan jika roboh sekalipun masih lebih bisa dibangun kembali. Kerusakan dan robohnya sebuah bangunan banyak sebabnya, mulai dari jarang dirawat, membiarkan kerusakan-kerusakan kecil, sampai datangnya bencana alam yang tak bisa dihindarkan. Dakwah yang dibangun dengan dasar-dasar pembangunan yang baik bisa dianalogikan sebagaimana bangunan rumah itu. Syaikh Fathi Yakan dalam Buku "Robohnya Dakwah di Tangan Dai" di bab terakhir menyampaikan bagaimana menjaga bangunan dakwah antara lain: a. Tegakkan bangunan dakwah di atas landasan takwa kepada Allah SWT b. Kukuhkan ukhuwah karena Allah SWT c. Bangunlah pondasi sa...

Simpel (Menyederhanakan yang Rumit, Memudahkan Yang Sulit)

Gambar
Bismillah, Menjadi simpel tidak sesimpel itu. Ketika Pep Guardiola pertama kali memanajeri Barcelona. Barcelona berhasil menyabet semua trophy di semua ajang yang diikuti. Hampir seluruh pasang mata penikmat sepak bola tertuju pada Pep Guardiola dan Lionel Messi yang didapuk menjadi Manajer dan Pemain terbaik dunia di tahun itu. Saya pun tak luput dari hingar bingar berita dan wacana tersebut. Tentu tidak ada yang bisa menyangkal itu dengan pencapaian yang ada. Sampai beberapa waktu berlalu kemudian Pep (Sapaan Pep Guardiola) menyampaikan bahwa pemain terbaik sepanjang dia berkecimpung di sepak bola adalah Sergio Bosquets. Setelah itu saya penasaran dengan pemain ini dan mencoba lebih memperhatikan. Sekilas tak ada yang istimewa dari penampilannya dibanding Iniesta, Thiery Henry, apalagi Lionel Messi. Tapi jika kita lihat lebih jeli. Siapa yang memainkan peran untuk mengendalikan permainan, mengalirkan bola, mengatur tempo sehingga filosofi tika taka menjadi trend permainan sepak bola ...

Hendak (Analogi Kehendak Manusia dan Sunatullah)

Gambar
Bismillah, Saya meyakini aktivitas itu tidak memiliki sifat, karena sifat itu melekat pada perspektif subyek / obyek yang sedang melakukan aktivitas. Misal pada statement, "Timnas Indonesia akan melakoni pertandingan sulit melawan Agrentina.". pertandingan itu pada dasarnya tetap pertandingan. Sifat sulit itu tidak melekat pada pertandingan bukan? Sifat sulit itu melekat pada perspektif Timnas Indonesia ketika bertandingan melawan Argentina. Bagi Argentina pertandingan melawan Timnas Indonesia bukanlah hal yang diperspektifkan berat di atas kertas. Bagi ahli matematika, menyelesaikan soal trigonometri lebih mudah dibanding menuliskan rumus kimia yang dihasilkan setelah etanol dimasukkan kedalam asam cuka. Sedangkan bagi ahli kimia berlaku sebaliknya. Kita juga begitu bukan? seringkali sifat sulit itu kita lekatkan dengan aktivitas. Padahal sifat sulit itu berada pada perspektif kita kurang ahli dalam melakukan aktivitas yang dianggap sulit tadi. Maka, para Alim seringkali men...

Sentuhan (Analogi Sentuhan Bola di Kaki dan Sentuhan Prasangka di Hati)

Gambar
Bismillah, Setiap pemain bola tentu tahu hal yang sangat penting dalam sebuah pertandingan adalah momen. Kehilangan momen merupakan salah satu hal yang bisa membuat pemain frustasi bahkan sampai susah tidur barangkali. Tentu hilangnya momen itu berkaitan erat dengan sentuhan pertama (first touch) saat menerima bola. Sentuhan itu perlu terus dilatih agar kita lebih mudah mengambil keputusan apakah bolanya akan langsung dioper, ditahan dahulu, atau langsung ditendang keras ke arah gawang. Dalam hidup juga begitu, momen itu takkan bisa terulang kembali. apa yang paling dominan menyentuh hati? Sentuhan yang gagal akan mudah membuat hati kecewa, marah, dan ketidakenakan lain. Perlu latihan terus menerus agar hati kita terbiasa menerima apapun yang mungkin nantinya akan menyentuh, menempa, bahkan melukai. Hati yang terlatih akan tahu bagaimana menyikapinya. Apakah perlu ditahan, dioper langsung, atau dibuang jauh-jauh... Yuk latihan terus... 😊

Fokus: Menunggu Waktu Shalat Yang Akan Datang

Gambar
  Bismillah, Fokus Dawuhipun Gus Baha, merugi orang yang setiap bergantinya waktu berorientasi pada aktivitas keduniaan. Jadilah manusia yang beruntung, dimana setiap melakukan sesuatu niyatkan untuk menunggu waktu shalat yang akan datang. Mengapa? sebab ketika kita meninggal nanti punya derajat yang tinggi sebagai hamba yang sedang menunggu pertemuan dengan Tuhannya. Jangan sampai sebaliknya, masuknya waktu shalat hanya kita niyatkan sebagai waktu istirahat untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya. Merugi, merugi banget... Fokuslah pada aktivitas yang berorientasi yang pada pertemuan dengan Allah SWT, jangan remeh temeh sekedar urusan dunia apa lagi fokus pada gambar yang di pojok kanan bawah,,, 🙏 Sifat dunia dari dulu hingga sekarang tidak berubah, yaitu kesenangan yang tampak. kita senang melakukan sesuatu di dunia karena kita mendapatkan sesuatu yang membuat kita senang.  Misal, kita belajar sedari kecil difokuskan untuk mendapatkan ilmu agar bisa bermanfaat untuk amal ibad...

Korelasi Ilmu, Wawasan, Framework, Pengambilan Keputusan, dan Perilaku

Gambar
  Bismillah, Dalam berpendapat, semua argumen bisa diarahkan dan terkesan benar karena semua elemen penegakan hukum diatur sedemikian rupa. Misal kita melihat kasus pemerkosaan di negara-negara barat sangat kecil bahkan nol kasus. Dalihnya karena disana seks bebas legal.  Sehingga muncul pendapat kalau begitu legalkan saja seks bebas disini, agar tidak terjadi kasus pemerkosaan lagi. Bagi yang memiliki dasar ilmu agama mungkin itu aneh dan tak wajar.  Tapi bagi mereka yang mengatakan dirinya "open minded" hal itu logis dan memang bisa dibuktikan melalui data. Maka menjaga value dari produk hukum itu sangat penting. Ibarat kita sekarang mudah mewajarkan kemaksiatan dan memandang remeh dosa. Adapun pembelaan kita seringkali menunjuk kesalahan pada orang lain, bukan pada diri kita.  Misal saja, kita mudah membiarkan diri kita menikmati perjalanan saat bertemu dengan orang-orang yang tak menutup aurat, memang pakaiannya sopan saja, tapi kita lupa bahwa memandangnya secar...

Dunia Semakin Menunjukan Individualisme, Hanya tren sesaat atau akan bertahan selamanya?

Gambar
  Bismillah, Individualisme Tren mengikuti individu sepertinya sudah semakin tak terbendung. Jika dulu untuk mencapai tujuan, mindset pertama yang muncul adalah siapa partner yang satu pemikiran untuk mencapai tujuan bersama tersebut.   Dari situ nanti muncul diskusi, saling bersepakat dan biasanya membentuk lembaga untuk mencapai tujuan tersebut. Dari situ muncul atensi publik terhadap tujuan dari lembaga tersebut. Sekarang nampaknya sudah lebih bergeser trennya.  Orang-orang lebih nyaman bergerak sendiri dengan tujuannya. Khalayak pun pada umumnya juga lebih menunjukkan ketertarikan kepada individu dibanding perkumpulan, lembaga, dll.  Beberapa studi kasus misal dari dunia komedi, orang lebih memilih menjadi komika dibanding membentuk grup lawak. Atensi publik juga dewasa ini lebih tertuju kepada lawakan perorangan / stand up comedy.  Musik pun begitu, akun perseorangan jauh lebih tinggi peminatnya dibanding akun band atau grup musik. Dan bisa kita lihat ...