Postingan

Sentuhan (Analogi Sentuhan Bola di Kaki dan Sentuhan Prasangka di Hati)

Gambar
Bismillah, Setiap pemain bola tentu tahu hal yang sangat penting dalam sebuah pertandingan adalah momen. Kehilangan momen merupakan salah satu hal yang bisa membuat pemain frustasi bahkan sampai susah tidur barangkali. Tentu hilangnya momen itu berkaitan erat dengan sentuhan pertama (first touch) saat menerima bola. Sentuhan itu perlu terus dilatih agar kita lebih mudah mengambil keputusan apakah bolanya akan langsung dioper, ditahan dahulu, atau langsung ditendang keras ke arah gawang. Dalam hidup juga begitu, momen itu takkan bisa terulang kembali. apa yang paling dominan menyentuh hati? Sentuhan yang gagal akan mudah membuat hati kecewa, marah, dan ketidakenakan lain. Perlu latihan terus menerus agar hati kita terbiasa menerima apapun yang mungkin nantinya akan menyentuh, menempa, bahkan melukai. Hati yang terlatih akan tahu bagaimana menyikapinya. Apakah perlu ditahan, dioper langsung, atau dibuang jauh-jauh... Yuk latihan terus... 😊

Fokus: Menunggu Waktu Shalat Yang Akan Datang

Gambar
  Bismillah, Fokus Dawuhipun Gus Baha, merugi orang yang setiap bergantinya waktu berorientasi pada aktivitas keduniaan. Jadilah manusia yang beruntung, dimana setiap melakukan sesuatu niyatkan untuk menunggu waktu shalat yang akan datang. Mengapa? sebab ketika kita meninggal nanti punya derajat yang tinggi sebagai hamba yang sedang menunggu pertemuan dengan Tuhannya. Jangan sampai sebaliknya, masuknya waktu shalat hanya kita niyatkan sebagai waktu istirahat untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya. Merugi, merugi banget... Fokuslah pada aktivitas yang berorientasi yang pada pertemuan dengan Allah SWT, jangan remeh temeh sekedar urusan dunia apa lagi fokus pada gambar yang di pojok kanan bawah,,, 🙏 Sifat dunia dari dulu hingga sekarang tidak berubah, yaitu kesenangan yang tampak. kita senang melakukan sesuatu di dunia karena kita mendapatkan sesuatu yang membuat kita senang.  Misal, kita belajar sedari kecil difokuskan untuk mendapatkan ilmu agar bisa bermanfaat untuk amal ibad...

Korelasi Ilmu, Wawasan, Framework, Pengambilan Keputusan, dan Perilaku

Gambar
  Bismillah, Dalam berpendapat, semua argumen bisa diarahkan dan terkesan benar karena semua elemen penegakan hukum diatur sedemikian rupa. Misal kita melihat kasus pemerkosaan di negara-negara barat sangat kecil bahkan nol kasus. Dalihnya karena disana seks bebas legal.  Sehingga muncul pendapat kalau begitu legalkan saja seks bebas disini, agar tidak terjadi kasus pemerkosaan lagi. Bagi yang memiliki dasar ilmu agama mungkin itu aneh dan tak wajar.  Tapi bagi mereka yang mengatakan dirinya "open minded" hal itu logis dan memang bisa dibuktikan melalui data. Maka menjaga value dari produk hukum itu sangat penting. Ibarat kita sekarang mudah mewajarkan kemaksiatan dan memandang remeh dosa. Adapun pembelaan kita seringkali menunjuk kesalahan pada orang lain, bukan pada diri kita.  Misal saja, kita mudah membiarkan diri kita menikmati perjalanan saat bertemu dengan orang-orang yang tak menutup aurat, memang pakaiannya sopan saja, tapi kita lupa bahwa memandangnya secar...

Dunia Semakin Menunjukan Individualisme, Hanya tren sesaat atau akan bertahan selamanya?

Gambar
  Bismillah, Individualisme Tren mengikuti individu sepertinya sudah semakin tak terbendung. Jika dulu untuk mencapai tujuan, mindset pertama yang muncul adalah siapa partner yang satu pemikiran untuk mencapai tujuan bersama tersebut.   Dari situ nanti muncul diskusi, saling bersepakat dan biasanya membentuk lembaga untuk mencapai tujuan tersebut. Dari situ muncul atensi publik terhadap tujuan dari lembaga tersebut. Sekarang nampaknya sudah lebih bergeser trennya.  Orang-orang lebih nyaman bergerak sendiri dengan tujuannya. Khalayak pun pada umumnya juga lebih menunjukkan ketertarikan kepada individu dibanding perkumpulan, lembaga, dll.  Beberapa studi kasus misal dari dunia komedi, orang lebih memilih menjadi komika dibanding membentuk grup lawak. Atensi publik juga dewasa ini lebih tertuju kepada lawakan perorangan / stand up comedy.  Musik pun begitu, akun perseorangan jauh lebih tinggi peminatnya dibanding akun band atau grup musik. Dan bisa kita lihat ...

Reorientasi Visi Organisasi (Tim, Entitas, dan Wadah Perkumpulan lain)

Gambar
  Visi Bermain, Bahkan bermain pun ada visinya, bagaimana sebenarnya visi dalam sebuah permainan? Dalam permainan sepakbola klasik, seringkali kita mendengar komentator bola menyampaikan seseorang yang punya peran dalam visi permainan sebuah Tim. Perannya sangat berat, menjunjung visi permainan untuk memenangkan setiap pertandingan. fokusnya tentu menjadi kreator dalam mengonsep serangan agar terkonversi menjadi goal, Pemain yang menonjol sebagai kreator serangan ini sering disebut sebagai Playmaker. Pemain nomor 10, istilah nomor 10 bukan dari nomor punggung lho ya, tapi dari perannya dalam mengemban peran sebagai kreator serangan. seiring berjalannya waktu, pemain nomor 10 murni dalam sebuah Tim sudah jarang sekali ditemui. sepakbola saat ini menitikberatkan pegembanan visi permainan dalam sebuah Tim, bukan perorangan lagi. Bahkan seorang kiper pun dituntut wajib memiliki visi permainan, selain fungsi utamanya sebagai penjaga gawang saja. Tak jarang goal juga tercipta d...

Masyasih? #7 Ghirah Membina

Gambar
  _*Ghirah Membina*_ Oleh Nuryasin Membina sering kita dengar sebagai aktivitas atau kerja-kerja peradaban. Bagaimana respon kita mendengar pernyataan tersebut? Barangkali kita memiliki respon berbeda dalam menanggapi pernyataan di atas. Ada yang menganggap _lebay_ atau terlalu berlebihan, ada yang hanya sekadar meng-iya-kan, ada pula yang _cuek-cuek_ saja. Di sisi lain, pasti ada yang merasa terstimulasi untuk mencermati lebih dalam dan merefleksikan dengan apa yang dilakukannya selama ini. Tak ada yang salah dengan berbagai respon yang muncul. Hal ini kerap terjadi dalam sebuah entitas atau perhimpunan manusia yang memiliki tujuan bersama. Kita seringkali menyebutnya berbeda frekuensi. Perbedaan frekuensi terjadi karena getaran kita berbeda dalam satu satuan waktu yang sama. Getaran barangkali sekarang lebih akrab dikenal dengan istilah _vibes_. Pertanyaannya, apakah yang menyebabkan getaran kita berbeda satu sama lain? Sebelum menjawab, nampaknya perlu dipahami bersama ...

Masyastory #2 Ngedumel di Jalan Dakwah

Gambar
Dakwah itu kan menyeru, simpelnya mengajak, atau bisa juga membina. Ngajaknya kemana? Tentu ke Allah. Menyeru, mengajak, membina itu kan baik, kalo kata anak jaksel, vibes nya positif. Ditambah ngajaknya, nyerunya, atau mbinanya itu kepada Zat Yang Maha Baik. Kalo ngajaknya dibawa gembira, mbahas abot rasane yo ora kabotan kan? Makane pas kumpul mbahas2, pastikan dulu yang kita bawa energinya positif.  Jangan sampe kitanya masih ngedumel masalah kerjaan, keluarga, tetangga, dll, eh dibawa ke rapat, ngaji, mentoring, dll. Jadinya yang lain malah ketularan ikut ngedumel masalahnya masing2 juga kan? 🙃 Kalo gitu, generasi yang diwariskan yo generasi yang seneng ngedumel aja. Kaya tulisan ini ya? 🤭 Demikian lah orang orang yang Ngedumel di Jalan Dakwah Hehe