Postingan

Masyasih? #7 Ghirah Membina

Gambar
  _*Ghirah Membina*_ Oleh Nuryasin Membina sering kita dengar sebagai aktivitas atau kerja-kerja peradaban. Bagaimana respon kita mendengar pernyataan tersebut? Barangkali kita memiliki respon berbeda dalam menanggapi pernyataan di atas. Ada yang menganggap _lebay_ atau terlalu berlebihan, ada yang hanya sekadar meng-iya-kan, ada pula yang _cuek-cuek_ saja. Di sisi lain, pasti ada yang merasa terstimulasi untuk mencermati lebih dalam dan merefleksikan dengan apa yang dilakukannya selama ini. Tak ada yang salah dengan berbagai respon yang muncul. Hal ini kerap terjadi dalam sebuah entitas atau perhimpunan manusia yang memiliki tujuan bersama. Kita seringkali menyebutnya berbeda frekuensi. Perbedaan frekuensi terjadi karena getaran kita berbeda dalam satu satuan waktu yang sama. Getaran barangkali sekarang lebih akrab dikenal dengan istilah _vibes_. Pertanyaannya, apakah yang menyebabkan getaran kita berbeda satu sama lain? Sebelum menjawab, nampaknya perlu dipahami bersama ...

Masyastory #2 Ngedumel di Jalan Dakwah

Gambar
Dakwah itu kan menyeru, simpelnya mengajak, atau bisa juga membina. Ngajaknya kemana? Tentu ke Allah. Menyeru, mengajak, membina itu kan baik, kalo kata anak jaksel, vibes nya positif. Ditambah ngajaknya, nyerunya, atau mbinanya itu kepada Zat Yang Maha Baik. Kalo ngajaknya dibawa gembira, mbahas abot rasane yo ora kabotan kan? Makane pas kumpul mbahas2, pastikan dulu yang kita bawa energinya positif.  Jangan sampe kitanya masih ngedumel masalah kerjaan, keluarga, tetangga, dll, eh dibawa ke rapat, ngaji, mentoring, dll. Jadinya yang lain malah ketularan ikut ngedumel masalahnya masing2 juga kan? 🙃 Kalo gitu, generasi yang diwariskan yo generasi yang seneng ngedumel aja. Kaya tulisan ini ya? 🤭 Demikian lah orang orang yang Ngedumel di Jalan Dakwah Hehe

Mas Yastory #1 Realita dan Harapan

Gambar
Realita dan Harapan jika kita tarik lurus dalam deretan angka terdapat antara angka 0 menuju 100. Jika 0 sampai 100 itu mengandung realita dan harapan kita, saat realita kita berada di titik 0 mencoba mencapai 100 itu rasanya berat, tapi semangat tetap ada dan menggebu.  Kalau 100 sudah tercapai, terkadang kita ingin mendapatkan lebih, karena harapan kita di saat ini bisa jadi sudah mencapai angka 100. Angka 100 diharapan sebelumnya, dalam rentang waktu kemudian ternyata turun menjadi angka sekian, kita ambil contoh misal 70. Dititik 100 pada harapan lama / 70 menurut persepsi di harapan baru itu, ada beberapa diantara kita ingin melakukan revisi pencapaian untuk melebihi harapan sebelumnya, dan terbukti beberapa diantaranya bisa melampaui.  Namun ada pula yang akhirnya jatuh, ambilah saja jatuh di angka 20. Disinah mentalitas kita sedang benar benar ditempa. Beruntunglah kita yang berada dititik ini, karena titik ini adalah yang sesungguhnya membentuk pribadi kita yang sesung...

MasYasih? #6 MENEMUKAN KENYATAAN

Gambar
  Mental remaja yang berapi – api terkadang hanya terjadi dalam waktu yang singkat, ia takkan bertahan lama dan berkelanjutan jika tidak menemukan momentumnya. Perasaan resah yang dirasakan dengan keinginanan untuk merubah itu sudah ada, namun kadang kita menemukan kejenuhan dalam proses eksekusinya. Perkara pembentukan mental yang kuat itu bukan bentukan sehari dua hari kan?     Ada cerita unik yang saya alami ketika pertama masuk kedalam lingkungan ini dan kalau coba saya cermati ini adalah skenario yang luar biasa dari Sang Pembuat Skenario Terbaik, Allah SWT. Cerita itu dimulai saat pertemuan singkat dengan seorang tester Tahsin (Perbaikan Membaca Al – Quran), singkatnya untuk menentukan berada di jilid berapa kemampuan saya membaca Al – Quran sebagai salah satu tes untuk mengetahui kebutuhan calon peserta pendampingan agama Islam. Bacaan yang sangat butuh pemakluman tentunya, karena baru menyadari bahwa selama ini saya membaca dengan cara yang salah dan baru saya...

Masyasih? #5 Mengeksekusi Solusi

Gambar
  Pernah mendengar jika ada masalah supaya tidak berfokus pada masalah, tapi juga memikirkan solusi? Cara berpikir yang benar, namun belum bernas, belum utuh. Bayangkan saja jika semua orang hanya berhenti pada berpikir solusi, tanpa melakukan eksekusi. Akan sama seperti ribuan ide yang ada di kepala kita tapi belum ada satu pun yang terealisasi. Beberapa waktu setelahnya ternyata ada orang yang sudah melakukan hal tersebut, kemudian apa yang kita sampaikan ke orang – orang? Dengan bangganya disampaikan bahwa kita telah memikirkan itu sejak lama dan merasa geram karena idenya telah dieksekusi oleh orang lain. Pernah begitu bukan? hehe Padahal dunia ini selalu memenangkan orang dengan prosentase ide 1% dan 99% lainnya ialah eksekusi. Amalan akhirat juga demikian bukan? yang punya potensi diterima shalatnya ya mereka yang mengeksekusi atau mengerjakan shalat, bukan sekedar memikirkan shalat. Lha wong sudah mengerjakan saja belum pasti diterima, apalagi cuma sekedar mikirin a...

Masyasih? #4 Mengasah Resah

Gambar
Siapa yang ingin kembali menjadi anak kecil lagi? Masa yang sangat dirindukan bukan? Saat itu kalau mau pergi bermain ya asalpakai baju yang ada di lemari. Tidak pernah mempedulikan matching atau tidak, gombrang sedikit ya biar saja, sobek dikit ya sudah lah. Belum lagi saat kita menangis, ibu memeluk dan menggendong sambil ‘nyelimur’ untuk mengalihkan kesedihan menjadi ekspresi lain seperti takjub, lucu, kaget, dan lain sebagainya. Meskipun setelah sedikit lebih besar ternyata cara kita merengek tak lagi efektif untuk mendapat perhatian ibu. Masa – masa itu terlalu indah untuk kita harapkan terjadi saat kita sudah menjajal bagaimana rasanya mendayung perahu yang baru menemui ombaknya di lautan lepas. Masa dimana kita sudah menyadari setiap langkah yang diambil akan menemui konsekuensinya. Padahal waktu kecil, mungkin diantara kita menginginkan agar bisa segera dewasa. Melihat tontonan di TV kalau jadi anak kuliahan itu menyenangkan. Bisa ke kampus pakai kaos, atau pakai kemeja t...

MasYasih? #3 Memikirkan Pikiran

Gambar
  Pernahkah kita mengamati saat membuka pintu, hal itu bermula ketika pikiran memberikan instruksi ke tangan untuk menggunakan sepersekian persen saja dari total tenaga yang kita miliki untuk berjalan mendekati pintu dan membukanya kan? Sebelum instruksi diberikan kepada tangan, pikiran memerintahkan mata untuk mengamati apakah pintunya sedang dalam kondisi terkunci atau tidak bukan? Dan sebelum pikiran memerintahkan mata untuk mengamati, kita sudah berpikir akan melakukan apa sehingga harus membuka pintu. Aneh bukan jika kita sudah membuka pintu kemudian tidak tahu mau melakukan apa? Diam begitu tidak tahu akan kembali masuk atau keluar pergi entah kemana. Kecuali mungkin lupa, barangkali faktor usia. Hehe Pernahkah kalian setelah berbaring di kamar kemudian berjalan membuka pintu, tanpa sebab apapun, kemudian masuk lagi karena tidak tahu akan melakukan apa dan akhirnya berbaring lagi? Tentu aneh bukan, meskipun sepertinya hal itu juga pernah terjadi, setidaknya sekali seu...